Kenapa SPP Itu Krusial?
Banyak yang nggak sadar kalau PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) seperti SILOAM beroperasi dengan sumber daya yang terbatas. Berbeda dengan sekolah negeri yang gurunya mendapatkan gaji dari Pemerintah tiap bulannya, PKBM sering kali harus mengandalkan kombinasi dari sumbangan, iuran, dan donasi untuk tetap berjalan.
SPP di PKBM SILOAM ini bukan sekadar biaya formalitas. Ini adalah tulang punggung yang memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Dari bayar honor tutor, beli bahan ajar, sampai listrik buat kelas malam—semuanya butuh biaya.
Aku pernah ngobrol dengan salah satu pengelola PKBM, dan dia cerita kalau sempat ada bulan di mana SPP dari peserta didik seret masuk. Akibatnya, beberapa tutor nggak bisa dibayar tepat waktu, kelas terpaksa dikurangi, bahkan ada alat peraga yang rusak tapi nggak bisa diganti. Dampaknya? Motivasi peserta turun. Beberapa bahkan sempat berpikir untuk berhenti belajar.
SPP Itu Investasi, Bukan Beban
Kalau dilihat dari perspektif peserta didik atau wali murid, kadang bayar SPP terasa berat, apalagi bagi mereka yang ekonominya pas-pasan. Tapi coba pikir gini: SPP bukan cuma biaya, tapi investasi jangka panjang untuk masa depan.
Misalnya, seseorang yang ikut program Kejar Paket C di PKBM SILOAM punya peluang lebih besar buat lanjut kuliah atau dapet pekerjaan lebih baik. Dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar.
Aku ingat ada seorang ibu rumah tangga yang akhirnya lulus dari PKBM SILOAM setelah bertahun-tahun putus sekolah. Dia cerita kalau awalnya berat nyisihin uang buat SPP, tapi setelah lulus dan bisa dapat kerja sebagai admin, dia sadar itu adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya.
Alternatif dan Solusi bagi yang Kesulitan
PKBM SILOAM juga nggak sekadar menuntut SPP tanpa solusi. Mereka sering buka peluang beasiswa atau sistem cicilan buat peserta didik yang benar-benar kesulitan. Beberapa komunitas juga aktif menggalang dana untuk subsidi silang.
Buat yang merasa berat, mungkin bisa diskusi langsung dengan pengelola. Banyak PKBM yang fleksibel dan memahami kondisi peserta didiknya. Yang penting, niat belajar jangan sampai padam hanya karena masalah biaya.
Kesimpulan
SPP di PKBM SILOAM itu bukan sekadar iuran, tapi bagian penting yang menjaga pendidikan tetap hidup. Tanpa itu, sulit bagi lembaga nonformal seperti PKBM untuk bertahan dan memberikan pendidikan berkualitas bagi mereka yang membutuhkan.
Jadi, kalau lagi mikir “Kenapa harus bayar SPP?”, coba lihat dari sudut pandang yang lebih luas. Ini bukan sekadar angka di kertas, tapi kontribusi nyata buat masa depan pendidikan kita semua. 🚀
Rincian Biaya SPP
Berikut adalah rincian biaya SPP di PKBM SILOAM :
- Program Paket A setara SD : Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
- Program Paket B setara SMP : Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah)
- Program Paket C setara SMA : Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah)