Skip to Content
Loading
PKBM SILOAM
PKBM SILOAM
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Pancasila Sebagai Sistem Etika

Pancasila Sebagai Sistem Etika,

  • Pelaksanaan : Senin, 11 Agustus 2025
  • Waktu : 19:00 s/d 20.00 WIB
  • Link : Google Meet
Pancasila Sebagai Sistem Etika

Pancasila Sebagai Sistem Etika

Oleh BILI GRIM, S.Pd — Ditulis dengan gaya santai, personal, dan praktis.

Jujur aja, waktu SMA dulu saya pikir Pancasila itu cuma lima sila yang harus dihafal buat ujian. Ya sudah, tugas selesai, nilai aman. Tapi pandangan itu berubah total waktu saya pertama kali jadi pembimbing kegiatan OSIS.

Ada momen ketika dua siswa berdebat keras soal pembagian tugas. Saya coba netralin suasana, eh malah terpikir: “Lho, ini kan sebenarnya bisa diselesaikan kalau mereka ngerti Pancasila sebagai panduan perilaku, bukan cuma hafalan.”

Kita sering dengar Pancasila itu dasar negara, tapi jarang banget ngobrolin kalau dia juga bisa jadi sistem etika. Maksudnya, lima sila itu bukan sekadar teori, tapi kompas moral yang memandu kita ambil keputusan—baik di sekolah, di kantor, atau di kehidupan sehari-hari.

Misalnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Bukan cuma soal keyakinan pribadi, tapi juga menghargai keyakinan orang lain. Saya pernah salah kaprah nih—dulu waktu rapat, tanpa sadar saya jadwalin kegiatan pas hari besar agama tertentu. Teman saya nyeletuk, “Eh, itu pas Idul Fitri, bro.” Malu banget rasanya. Sejak itu saya selalu ngecek kalender lintas agama sebelum bikin acara. Simple, tapi dampaknya besar.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menurut saya ini tentang empati. Pernah satu waktu ada murid yang telat bayar SPP karena masalah keluarga. Secara aturan, harusnya dia kena sanksi. Tapi kalau ngikutin etika Pancasila, kita lihat dari sisi manusianya. Jadi akhirnya kita kasih kelonggaran, sambil bantu cariin solusi. Kadang, kemanusiaan itu nggak bisa diukur cuma dari aturan di atas kertas.

Yang paling sering saya pakai di kerja tim itu sila ketiga, Persatuan Indonesia. Kedengarannya gede banget, tapi aplikasinya bisa sekecil nyatuin pendapat di grup kerja. Saya belajar bahwa beda pendapat itu wajar, tapi jangan sampai ego kita bikin tim pecah.

Tips praktis yang saya pakai:
  • Jadikan Pancasila filter keputusan — sebelum ambil langkah, tanya: “Ini sesuai nggak sama nilai Pancasila?”
  • Latih refleksi harian — di akhir hari, pikirin satu momen di mana kita sudah (atau belum) menerapkan sila tertentu.
  • Praktik kecil lebih penting dari teori besar — nggak perlu langsung “menyelamatkan negara”, cukup mulai dari sopan antre atau menghargai pendapat orang.

Kadang orang bilang etika itu rumit, tapi kalau kita mau, Pancasila bisa jadi panduan yang sederhana tapi kuat. Nggak usah sempurna, yang penting konsisten. Kalau salah? Ya dievaluasi, bukan malah nyalahin orang lain.

Kalau saya pribadi, momen paling berkesan adalah ketika seorang murid bilang, “Pak, ternyata Pancasila itu bukan pelajaran hafalan ya, tapi cara hidup.” Nah, itu bikin saya senyum lebar. Karena di situ saya tahu, sistem etika ini sudah mulai hidup di kepala dan hati mereka.

Oke, saya nggak ngaku ngerti semua soal etika—banyak yang masih dipelajari sambil jalan. Tapi yang jelas, mulai dari langkah kecil itu nyata dampaknya. Yuk, coba terapkan satu sila Pancasila dalam rutinitas minggu ini. Mulai dari hal receh aja: buka pintu buat orang, dengerin pendapat yang beda, atau cek kalender sebelum atur acara.

Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?