Skip to Content
Loading
PKBM SILOAM
PKBM SILOAM
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Pengaruh Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa,

Pengaruh Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa

PKBM SILOAM ~ Kalau kamu tanya ke aku lima tahun lalu soal teknologi di kelas, jujur aja aku pasti jawab, "Kayaknya nggak penting-penting amat." Serius. Aku dulu termasuk tim papan tulis dan spidol. Tapi semua berubah waktu pandemi datang dan aku dipaksa belajar Google Classroom, Zoom, dan seabrek aplikasi lain yang sebelumnya cuma aku dengar sekilas.

Waktu itu, jujur, semuanya berantakan. Aku panik, siswa bingung, dan koneksi internet lebih sering ngambek daripada jalan. Tapi anehnya, ada satu hal yang bikin aku mikir, “Eh, kok anak-anak malah jadi lebih aktif, ya?” Ternyata, buat beberapa siswa, terutama yang biasanya pendiam di kelas, ruang digital itu jadi tempat yang lebih nyaman buat mereka ngomong. Mereka bisa kirim jawaban lewat chat, rekam suara, bahkan bikin presentasi dengan Canva atau PowerPoint. Dari situ aku sadar: teknologi nggak selalu bikin pembelajaran kaku, malah bisa jadi jembatan.

Salah satu muridku, namanya Dimas, dulunya nilainya pas-pasan. Tapi waktu aku kasih tugas bikin video penjelasan konsep matematika pakai aplikasi whiteboard animation, nilainya naik drastis. Tugas yang biasanya dia anggap “ribet banget Bu,” berubah jadi proyek seru. Dia bisa ulang-ulang rekaman sampai puas. Dan hasilnya? Bukan cuma bagus, tapi juga bikin dia paham banget.

Tapi ya, nggak semua manis. Ada juga masa-masa frustrasi. Kayak waktu semua tugas harus dikumpulin lewat LMS dan server-nya down. Atau waktu ada siswa ngaku udah kirim tugas, padahal “tertinggal di draf Google Drive”—klasik. Tapi dari pengalaman itu, aku belajar dua hal penting: (1) teknologi butuh pendampingan yang konsisten, dan (2) siswa perlu diajarin cara menggunakannya dengan benar, bukan cuma dikasih aplikasi lalu ditinggal.

Buat aku, teknologi bukan penyelamat, tapi alat bantu. Prestasi belajar siswa nggak akan naik cuma karena gurunya pakai LCD atau siswa pegang tablet. Tapi ketika teknologi dipakai buat mendukung differentiated instruction—kayak video pembelajaran buat visual learners atau kuis interaktif buat yang kinestetik—hasilnya bisa luar biasa.

Ada data menarik yang aku baca dari salah satu artikel edukasi: siswa yang belajar dengan bantuan teknologi interaktif cenderung mengalami peningkatan skor ujian hingga 30% lebih tinggi dibanding metode tradisional. Tapi ya, balik lagi, kuncinya ada di desain pembelajarannya, bukan sekadar alatnya.

Kalau kamu masih ragu buat masukin teknologi ke kelas, coba mulai dari yang sederhana. Minta siswa bikin jurnal refleksi di Google Docs. Atau kasih kuis seru pakai Kahoot. Jangan langsung ke aplikasi rumit yang bikin kamu stres. Aku dulu juga mulai dari situ.

Dan satu hal lagi yang aku pelajari: jangan takut buat belajar bareng siswa. Aku pernah diajarin cara pakai CapCut oleh siswaku sendiri. Katanya, “Bu, tinggal klik ini, terus tambahin transisi.” Dan boom, aku jadi jago ngedit video tugas.

Sekarang? Aku nggak bisa bayangin ngajar tanpa teknologi. Tapi aku juga nggak lupa bahwa koneksi emosional dengan siswa tetap lebih penting dari koneksi WiFi. Teknologi itu keren, tapi sentuhan manusia yang bikin belajar jadi bermakna.

Kamu sendiri, pernah ngalamin momen ‘aha!’ waktu pakai teknologi di kelas?

Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?